Sabtu, 02 Oktober 2010

RENUNGAN


Se-ekor binatang sangat mengharapkan dapat memakan buah anggur. Sayang sekali pohon itu dipagar yang sela-selanya sangat sempit, sehingga menyulitkan binatang itu untuk masuk. Binatang yang pandai dan cerdik, “merenung sejenak” bagaimana supaya dapat masuk melewati sela-sela pagar yang sempit. Dasar si-cerdik, jawaban pun segera didapat. Hasil renungannya, dia harus segera menguruskan badannya.
Berhari-hari dengan penuh kesungguhan ia berpuasa yang pada akhirnya badannya kurus. Dalam kondisi badan kurus dengan leluasa diapun dapat melewati sela-sela pagar yang sempit, yang pada waktu gemuk tidak dapat dilewatinya.
Begitu bahagianya, ketika usahanya berhasil dan sangat memuaskan. Tidak pikir panjang, langsung menerobos pagar, dan segera memakan anggur sebanyak-banyaknya, dengan lahap penuh dengan kepuasan dan kenikmatan, tanpa disadari badaynya menjadi gemuk kembali.
Rasa bahagia yang tidak terkontor membuat ia lupa diri, ia tidak sadar ketika mau masuk kedalam pagar harus mengurkan badan. Ia tidak memperhatikan badan yang semakin hari semakin gemuk, ia pikir itu tidak penting.
Ia sadar akan kegemukan badannya ketika mau keluar dari pagar itu, ternyata badannya tidak bisa melewati sela-sela pagar itu. Terpaksa ia harus kembali melakukan hal yang sama sewaktu ia mau masuk. Pandangan mata yang kosong memandang keluar pagar, hati pun gundah-gulana, karena kuwatir pemilik pohon anggur segera datang.
Buah anggur yang bayak ada di sekitarnya, sudah tidak menarik lagi karena ia terpokus pada satu masalah, yaitu mau keluar dari pagar itu. Pusa lagi yang ia lakukang, sehingga badanyan kurus kembali. Pada akhirnya ia pun dapat keluar dari dalam pagar, sambil berjalan harap-harap cemas, dalam hatinya berkata, ”ternyata kenikmatan hanya sesaat.”
”Tadi saya senang, puas sekarang sudah sedih kembali” sang binatang bicara sendiri. Sambil melangkahkan kakiya, ia merenung dan penuh dengan segudang keresahan .
Sang binatang berkata, ”senang tidak langgeng, puas tidak langgeng, apa sebenarnya yang langgeng yang ada dalam diri?. Dengan berjalannya waktu, sang bintang menemukan jawaban, ”tidak ada perasaan yang langgeng yang ada di dalam hati, kecuali ketentraman” dan ketentraman itu beragama. Sanyang saya binatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar