Senin, 04 April 2011

कार्य Review

KATA PENGANTAR


puji shukur kehadirat Allah swt, yang atas karunianya, resume ini dapat terselesaikan. Banyak manfaat dalam menulis resume ini, di antaranya; pertama tampa sadar bertambah ilmu dan wawasan tafsir tematik shi’ah. Kedua dapat melihat pemikiran penulis tesis, sehingga saya dapat melihat posisi tesis yang ditulis oleh penulisnya. Apakah tesis itu membela atau justru menolak teori yang sudah ada.
Di tengah-tengah kesibukan dan malas yang slalu menghantui ternya selesai juga resume ini. Awalnya terasa terbebani, namun setelah asik menulis ternya enak juga. Banyak hal yang tadinya tidak dapat diketahui. Namun setelah menulis dan tertuntut untuk membaca dan meringkas tulisan tesis orang generasi sebelum penulis yang kebetulan kosentrasi dibidang yang sama, yaitu tafsir. Penulis merasa terilhami untuk melihat lebih jauh skaligus menambah bahan buat tesis yang akan penulis tulis.
Dengan membaca resume yang pnulis sajikan, para pembaca akan dengan mudah menangkap karya tesis, Udi Yulianto penulis tafsir tematik shi’ah. Hal ini tentu sangat membrikan sumbangsih yang ingin mengtahui secara singkat tesis karya Udi Yulianto. Dalam resume ini penulis berusaha keras menulis seringkas mungkin, dengan harapan memprmudah pada para pembaca yang ingin secara singkat menangkat isi kandungan tesis Udi Yulianto.
Terima kasih tidak terlupakan kepada para dosen Team Teaching yang telah mengarahkan sekaligus membimbing penulis dalam penulisan makalah ini. Tentu ini suatu metode yang dapat membuka analisa penulis secara mndalam tentang karya orang. Juga terima kasih pnulis haturkan kepada anak dan istri yang telah mendukung dalam penulisan makalah ini.
Pada akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ini yang merupakan sebuah resume karya Udi Yulianto, membawa manpaat bagi para pembaca, baik di dunia akademik maupun masyarakat pada umumnya.
MATA KULIAH
PENDEKATAN DAN METODOLOGI STUDI ISLAM
(PMSI)



1. Pendahuluan

Mata kuliah Pendekatan dan Metodologi Studi Islam (PMSI), merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (SPS UIN) Jakarta; baik Magister maupun Doktoral. Uniknya mata kuliah ini Magister dapat duduk sekelas bersama dan materi yang sama. Karena pada dasarnya mata kuliah ini mengejak seluruh Mahasiswa untuk melihat Islam dengan berbagai pendekatan. Bukan hanya Magister dan Doktoral yang dapat duduk satu kelas, tapi konsentrasi dibidang apapun duduk bersama dalam satu kelas. Ini tentu tidak ada pada sekolah pasca yang lain, dan ini juga warna pasca Universitas Islam Negeri (UIN).
Setiap kali tatap muka dengan dosen mahasiswa akan disajikan dengan materi yang berbeda, namun esensinya tentu sama. Karena dalam mata kuliah ini lebih mengedepankan analisis bukan materi. Disadari atau tidak scara keilmuan bidang apapun esensinya. Walhasil kuliah ini materi hanya mediasi saja (wasilah) untuk membentuk ketajaman analisa. Mata kuliah ini juga dilaksanakan secara Team Teaching. Artinya satu mata kuliah terdiri dari beberapa dosen. Yang terdiri dari; Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, MSPD, Prof. Dr. Abudin Nata, MA, Prof. Dr. Rodoni, Dr. Muhaimin, AG, Dr. Ahmad Luthfi, MA, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA, Dr. Yusuf Rahman, MA, Dr. Oman Fathurahman, M. Hum. Bukan hal itu saja, melainkan mahasiswanya pun dari berbagai konsentrasi digabungkan menjadi satu ruangan dalam menerima mata kuliah yang sama.
Tidak ada kesulitan bagi dosen mengajar mata kuliah ini, karena setiap dosen yang menjadi narasumber akan menyampaikan mata kuliah sesuai dengan latar belakang ke-ilmuan. Mata kuliah ini termasuk mata kuliah yang komplek, dikatakan demikian karena setiap mahasiswa akan menangkap materi sesuai dengan sudut pandang konsentrasinya. Yang dibidang tafsir akan melihat materi yang disampaikan dosen pemateri dengan kaca mata tafsir. Yang dibidang pendidikan akan melihat dengan kaca mata pendidikan dan seterusnya. Mata kuliah ini jatuhnya kepada laksana dua mata pisau yang satu tajam sisi lain tumpul. Artinya ketika mahasiswa yang latar belakangnya hukum mengkaji tafsir ibarat mata pisau bagian atasnya, pun sebaliknya, yang latar belakang tafsir mengkaji hukum akan bernasib sama. Jelas sekali mata kuliah ini ada sisi baik dan ada sisi buruknya. Sisi baik mahasiswa akan mendapatkan beragam pengetahuan. Namun sisi tidak baiknya mahasiswa akan kerja extra ketika materi yang disajikan bukan bidang keahliannya.
Sebagai latihan setiap mahasiswa dituntut untuk me-resume Tesis atau Disertasi seuai dengan konsentrasinya. Masing-masing tiga Tesis atau Disertasi. Yang dua hanya sekedar diresume saja sementara yang satu selain diresume juga dikomentari, dan dipresntasikan di kelas. Sesuai dengan tugas mahasiswa yang disodorkan oleh team teaching, penulis juga mengerjakan resume. Dalam hal ini karena penulis konsentrasi dibidang tafsir, maka mengambil tesis yang berhubungan dengan tafsir. Ada tiga tesis yang penulis ambil untuk diresume, di antaranya; TAFSIR TEMATIK SYI<’AH (Studi Kritik terhadap Tafsin Uslu>b Jadi>d fi al-Tafsi>r al-Mau>dhu>’i> li al-Qur’a^n al-Karim), Studi Tematik Tentang Istri-Istri Nabi SAW Dalam al-Qur’a^n, dan al-Qur’a^n dan Tafsir dalam Perspektif Toshihiko Izutsu.

2. Resume
Pada makalah ini penulis akan me-resume sebuah tesis yang berjudul; TAFSIR TEMATIK SYI<’AH (Studi Kritik terhadap Tafsin Uslu>b Jadi>d fi al-Tafsi>r al-Mau>dhu>’i> li al-Qur’a^n al-Karim). Tesis ini ditulis oleh Mahasiswa mutaqa^dimin tahun 2010 bernama: Udi Yulianto, setebal 243 halaman. Dalam hal ini posisi penulis hanya m-resum tidak untuk berkomntar, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada penulis. Tesis yang akan penulis resum pada karya tulis ini adalah sebuah tesis yang berkonsentrasi pada bidang tafsir tematik, yang di dalamnya terdiri dari lima bab. Semua bab dari mulai bab satu sampai lima tidak berdiri sediri, melainkan saling berkaitan. Secara umum penulisan tesis adalah sama, yaitu posisi penulis berada pada posisi mendukung teori yang ada atau menolaknya.
Sistimatika pada umumnya penulisan tesis yang ada di sekolah pasca sarjana UIN Jakarta sama, konsentrasi bidang apapun, pasti diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan daftar pustaka. Dari setiap bab terdiri dari beberapa poin bahasan, yang semuanya merupakan uraian dari bab. Namun pada tata cara penulisan tansliteri pada zaman yang Udi Yulianto dengan masa penulis berdebda. Sebagai contoh pada tesis yang penulis resume dalam menulis Masyarakat memakai sy. Sementara aturan yang dibuat pada masa penulis menggunakan sh, sehingga tertulis Masharakat. Karenanya dalam meringkas tesis ini penulis akan menggunakan tata cara penulisan masa penulis. Yaitu tata cara penulisan yang disyaratkan sekolah pasca sarjana UIN Jakarat.


Bab l
Pada bab pertama yang terdiri dari 16 halaman penulis memberikan gambaran tentang tesis yang akan disajikan. Dari mulai pendahuluan, yang di dalamnya terdiri dari poin-poin; latar belakang, prmasalahan, penelitian dahulu yang relevan, tujuan penelitian, manfaatpenelitian, metodologi penelitian, sistimatika pembahasan. Yang jelas pada bab pertama ini penulis mendeskrifsikan kerangka dan warna tesis yang ditulis. Hal ini tentu sama dengan pada umumnya tesis. Pada pendahuluan bagian latar belakang masalah penulis tesis memaparkan alasan-alasan tentang sebab penulisan tesis, pengambilan judul, dan hal-hal penting lainnya. Yang jelas penulis tesis mencoba mengajak para pembaca bahwa judul tesis yang dia angkat sangatlah penting dan sangat relevan dengan kondisi jaman.

Bab ll
Pada bab kedua penulis menguraikan pengertian tafsir tematik berdasarkan para ulama baik sunni maupun shi’ah. Tidak ketinggalan para ulama pendukung baik dari ulama shi’ah maupun sunni. Bukan sekedar hal itu saja penulis juga menguraikan hal yang mendasar, baik dari sisi perbedaan maupun titik persamaan. Penulis juga menjelaskan latar belakang tafsir tematik. Baik dari kalangan ulama shi’ah maupun sunni. Penulis tesis menguraikan satu persatu secara sistimatis. Baik tafsir tematik menurut sh{I’ah, maupun sunni.
Menurutnya; dikalangan ulama shi’ah tafsir tematik disebut tafsir tauhidi (penyatuan). Yakni penyatuan antara ayat Allah yang tercipta dan ayat Allah yang terucap (al-Qur’a^n). masalahnya, bisa masalah apa saja akhlak, social, ekonomi dan masalah lainnya. Karenya wajar jika Tafsir tematik berangkat dari pengalaman hidup manusia. Terkesan mufasir berdialog dengan ayat al-Qur’a^n. maka tidak berlebihan jika Pengalaman terkesan bayangan dari ayat yang tersirat. Ini merupakan penjelasan penulis tesis.
Sccara subtansi tafsir tematik dikalangan shi’ah dan suni tidak ada bedanya. Dua-duanya berangkat karena tuntutan kondisi social. Di mana masyarakat ingin lebih jauh tentang pembahasan hal tertentu, dan ulama tafsir mencoba menjawab, dengan mencari ayat-ayat yang relevan dengan masalah yang ada, setelah dapat dikumpulkan kemudian dianalisa dan dicari titik persamaan dengan masalah yang dihadapi. Tafsir tematik ini terkesan dapat menjawab persoalan yang sedang berlangsung, namun terkesan juga seakan ayat al-Quran bersifat farsial. Baik dari ulama sunni maupun shi’ah, ketika masuk pada ranah tafsir tematik, mereka akan menjelaskan secara mendalam hal yang sesuai dengan bidangnya.
Dikalangan sunni, “ungkap penulis” Secara praktis tafsir tematik sudah ada sejak al-Qur’a^n lahir. Namun menemukan bentuknya setelah munculnya ide-ide mufasir. Para ulama sunni seama seperti shi’ah berusaha menjawab persoalan yang sedang berlangsung, kemudian mencari ayat yang relevan. Inilah kemunculan tafsir tematik. Dari uraian penulis teisis pada bagian ini tertangkap, sekan penulis ingin menggambarkan; betapa bayak tafsir tematik baik dikalangan shi’iah maupun sunni. Intinya setiap pembahasan yang merujuk pada al-Qur’a^n itu adalah tafsit tmatik.


Bab lll
Pada bab ini penulis tesis berusaha menjelaskan dua sub pembahasan. Pertama membahas biografi Makarem al-Shira^zi^, yang meliputi pengalaman pendidikan, kondisi sosial politik yang dihadapi, karir dibidang akademik, serta karya-karyanya. Yang kedua membahas profil, kitab Nafah{at al-Qur’a^n Uslub Jadid fi al-Tafsir almaudu^’I li al-Qur’an^ al-karim, yang meliputi penyusunan, metode dan sistimatika kitab. Hal ini tentu dapat mendukung penulis tesis dan umumnya para pembaca akan dengan mudah melihat pemikiran penulis tafsir tematik shi’ah.
Dalam teisis bagian ini, yaitu bab lll penulis mendeskrifsikan sosok ulama shi’ah yang bernama Makarem al-Shira^zi, adalah ulama yang sangat phenomenal. Di tengah-tengah situasi dan kondisi tidak mendukung sangngup tampil menggoreskan tinta emas. Dapat dibayangkan, betapa hebatnya tekanan dari pemerintah, ditanbah kondisi social yang tidak menentu, dan keadaan ekonomi yang kucar kacir, sanggup memberikan pencerahan kepada umat. Perjalan seorang Makaraem itu sangatlah perlu dicontoh. Ternyata ditengah hidup yang serba tidak jelas, tidak ada angin segar yang mendukung perjuangan ternyata dia dapat tampil kepermukaan.
Di masa hidup Makarem al-Shira^zi sedang tumbuh subur pemikiran matrealis. Laksana candu yang susah dihilangkan. Ekspansi pemikiran matrelialis berhasil di negri Islam. Hal ini juga yang membuat risau beliau. Menurut Maka^raem al-Sirazi hal ini akan menghancurkan genersi islam. Bertolak dari itu maka beliau berusaha keras untuk membunuhnya dengan cara mengimbangi paham materialis itu. Berbagai cara dilakukan, dari mulai diskusi, seminar dengan tokoh-tpkoh setempat, para dosen dan aktipis yang pada akhirnya melahirkan sebuah karya yang sangat berlian, yaitu menulis sebuah buku yang berjudul al-Mutafalsiful (buku-buku tentang para filosuf) yang hingga kini telah dicetak sebayak 30 kali.
Kemunculun buku tersebut diharapkan oleh Maka^raem al-Sirazi selain menjadi buku yang banyak diterima segala kalangan muda dan orang-orang terpelajar dikemudian hari tapi juga dapat merubah pola pikir mereka, bahkan banyak menarik para pemikir matrelialis dan Marxisme untuk berubah kepada filsafat Islam dan ilmu kalam juga kajian filsafat-filsafat lainnya. Kondisi demikian kini berlangsung lebih 16 tahun, yaitu ketika Rusia menjajah Negara Afganistan. Selain itu juga Maka^raem al-Sirazi membnetuk majelis-majlis ilmu dan dalam bidang akidah dan Madzhab. Api yang membakar hatinya ternyata tidak dapat dipadamkan dengan berbagai onak dan duri. Seakan sekali api menyala selamanya tetap akan nyala dan tidak ada yang sanggup ada yang memadamkannya.
Ternyata api tidak padam justru dapat menghasilkan karya yang pundamental. Yaitu sebuah tafsir tematik. Hal tetu sangat diharapkan dapat menjawab persoalan yang sedang menggrogoti jiwa generasi muslim. Komentar Makarem al-Shira^zi Dalam penulisan tematik dapat dilakukan dengan dua cara; pertama dengan menentukan tema lantas mencari ayat al-Qur’a^n yang mndukung pada tema tersebut. Yang kedua dngan cara mengumpulkan ayat-ayat yang saling berhubungan kemudian menentukan tema. Dua cara ini juga yang digunakan oleh Maka^raem al-Sirazi dalam tafsirnya yang berjudul nafahat al-Qur’an.
Pada bagian ini juga penulis menguraikan profil tentang kitab nafahat al-Qur’an. Dari mulai penyusunan kitab, metode dan sistematika kitab yang dijelaskan dari mulai juz satu sampai juz sepuluh. Jika diperhatikan dari tema-tema dan sub-sub tema di atas yang terdapat dalam juz satu sapai juz sepuluh akan terlihat bahwa tafsir tematik Shi’ah yang ditulis oleh Makarem al-Shi^ra^zi tidak saja mencakup persoalan tauhid dan kalam, atau kesejarahan klasik tapi juga hal-hal yang modern tercakup di dalamnya, seperti ilmu pengetahuan dan uraian filsafat, pemerintahan dan perundang-undangan, angkatan perang persenjataan dan sebagainya.
Ini pula klaim Makaraemm, bahwa tafsir tematik yang dia sajikan sedikit berbeda dengan tafsir-tafsir teamtik lainnya.
Bab lV
Pada bab ini penulis menguraikan, bahwa tafsir tematik yang disajikan Makaraem al-Shi’raji mengukuti prinsip-prinsip Shi’ah, dan sanggup menjawab persoalan yang berlangsung di sekitar masyarkatnya. Pada bagian ini ada beberapa poin yang ditulis, sampai memerlukan sebayak 76 halaman.
Pada bab ini dapat ditangkap dari penulisan tesis ini yaitu; terdiri dari dua tema besar, di antaranya: pertama menguraikan makrifatullah yang didalamnya membahas; akan sebagai sumber makrifat, motivasi akal, kecendrungan ruh, dan fitrah sebagai motivasi mengenal Tuhan (motivasi akal, motivasi kecendrungan, dan motivasi fitrah). Tema besar kedua; Tema Tauhid (Tuhan maha suci dan Dzat yang tidak berjisim, hidayah dalam kehidupan manusia). Wujud Tuhan, yang menurutnya, merupakan akhir dari makrifat.
Dari sekian tentang uraian penjelasan Tuhan sekiranya dapat ditangkap maksudnya yaitu Tuhan itu hanya dapat dilihat dengan mata hati (indra ke enam). Pendapat ini tentu sama dengan pemahaman pada umumnya ulama sunni. Dari penjelasan tentang Tuhan terkesan, bahwa antara sunni dan shi’ah tidak ada bedanya.
Di sisi lain penulis ingin menggambarkan kepada pembaca, bahwa Makaraem ini dalam pembahasan Tuhan banyak pendukungnya baik dari ulama sunni lebih-lebih ulama Shi’ah. Banyak ayat al-Qur’a^n yang dikutip demi diterima argumentasinya.


Bab V
Bab ke empat ini sudah masuk pada pembahsan isi tafsir tematik Makaraem, penulis berusaha menangkap sesingkat-singkatnya pada bab ini, soalnya betu banyak dan mendetail pembahsan pada bab ini. Tema-tema yang dapat ditangkap pada bagian ini di antaranya: Tema-tema al-Wilayat dan Eskatologi (al-Ma’ad) dalam mafahat al-Qur’an. Semuanya diuraikan secara sistimatis. Namun sekalipun menguraikan begitu banyak, dapat ditarik inti dari pembicaraanya; yaitu hanya, menguraikan tentang kepemimpinan yang mencakup dua ushul Shi’ah. Yaitu ke-Nabian dan Imammah. Menurutnya “Shi’ah menyakini bahwa nabi dan pemimpin dimaksum, yang dua-duanya berkewajiban untuk mengajak umatnya berjalan di jalan Allah. Hal ini merupakan sampel dari corak tafsir Shi’ah. Sehingga dapat secara mudah dibedakan mana tafsir shi’ah dengan tafsir yang beraliran lain.

A. Tema al-wilayat
Pada poin ini penulis menjelaskan kesamaan peran Nabi dan Imammah secara mendalam menurut Makarem. Bahkan penulis dalam menjelasakan kesamaan peran Nabi dan Imammah memakai dalil-dalil yang dipakai ulama Shi’ah, dan ulama sunni, yang semunya merujuk pada al-Qur’a^n al-Kari^m.


B. Al-wilayat al-khashah
Bayak sekali menjelaskan tentang Al-wilayat al-khashah, berdasarkan al-Qur’a^n dan al-Hadits. Namun dari sekian penjelasan semuanya merujuk kepada Ali bin Abi Thalib. Bahkan penulis bukan hanya sekedar mengutif pmbahasan dari ulama shi’ah saja, melain basahan dari ulama sunni pun dimasukan. Kesan yang Nampak, seakan bahwa; pendapat mngenai ali sebagai Al-wilayat al-khashah dibenarkan oleh semua golongan. Bahkan menurtnya berdasarkan hadits mutawatir, yang tidak perlu diragukan lagi.
Para imam adalah orang yang maksum, dan tidak ada yang maksum kecuali keluarga Nabi ungkapnya. Jadi jelas imam di sini merupakan, pemahaman yang menggiring pada satu pemahaman bahwa Ali merupakan satu-satunya yang tepat sebagai penafsiran imam.

C. Tema Eskatologi (al-Ma’ad)
Makaraem al-Shi^ra^zi dalam tafsir maudhu^’i^nya Nafah{at al-Qur’a^n, menyebutkan bahwa tidak kurang dari 1200 ayat di dalam al-Qur’a^n sepertiganya menjelaskan tentang akhirat dalam berbagai ragam. Penjelasan al-Ma’ad dianggap perlu untuk dibahas dalam tafsir ini, karena al-Ma’ad merupakan sumber kesusksesam manusia di dunia dan akhirat. Makaraem al-Shi^ra^zi menguraikan tentang pembahasan ma’ad dngan mengumpulkan 10 ayat al-Qur’a^n yang berkaitan dengan tema tersebut. Ayat-ayat yang jumlahnya 10 itu memiliki kesamaan tema dalam konteks yang berbeda. Inilah yang melahirkan pendefinisian Eskatologi.



D. Tajsid
Menurut Makaraem tidak banyak mufa^sir dapat menuraikan keadaan akhirat. Kebiasaan mereka hanya menceritakan manusia diakhirat ada yang mendapatkan pahala dan ada yang mendapatkan siksa.
Inilah yang ditanyakan oleh makaraem. Menurutnya apa eksistensi dengan perbuatan manusia itu?. Menurutnya adalah rangkaian gerak grik yang hilang setelah perbuatan itu berlangsung.
Makaraem juga mnanyakan, bagaimana perbuatan itu dapat diperlihatkan kpada pelakunya di hari akhirat sedang perbuatan itu telah berlalu di dunia. Makaraem dalam hal ini bukan tidak imam terhadap hari pembalasan melainkan tidak menerima jika amal di akhirat hasil di dunia ini mnjelma, sebagaimana mufasir yang lainnya menjelaskan. Terlihat sangat menonjol Makaraem dalam hal ini, dan ini pula yang membedakan Makaraem dengan Mufasir lainnya.


E. Kemustahilan melihat tuhan

Dalam penafsiran Tuhan dapat dilihat, Makaraem berkomentar; Tuhan itu mustahil kloningan dan suatu jisim berdasarkan dalil-dalil pengenalan Allah. Sangkalan Makaraem tentang Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala menggunakan yang dapat dijadikan sebagai pnyangkal. Seperti menafsirkan ayat latudrikuhul absor, artinya manusia tidak dapat melihat dengan mata kepala melainkan dengan mata hati. Tentu pendapat ini bertentangan dengan mufasir lain, yang menyatakan; bahwa Allah dapat dilihat dengan mata kepala di akhirat nanti. Begitulah pendapat Makaraem tentang ayat yang menjelaskan melihat Tuhan.



F. Penutup

Tenyata tafsir Makaraem yang diklaim metode temtatik yang uptodate, ternyata hanya subjektif belaka. Sebenarnya metode yang ditulis Makaraem sudah ada semenjak zaman Rasulallah SAW. Jiak diperhatikan tafsir yang ditulis oleh Makaraem ternyata tidak menggunakan satu corak melainkan beberapa corak. Termasuk didalammnya filsafat, bahasa, kalam, kauny dan social kemasyarakatan.
Jika diperhatikan dari metode tafsir, maka penafsiran Makaraem termasuk metode tematik riwayat, artinya berdasar kepada riwayat hadits sunni dan Shi’ah. Mungkin ini yang dimaksud tematik baru. Seperti yang diistilahkan pada judul bukunya, uslub jaded.

Implikasi penelitian
Bayak hal yang menjadi pelajaran dari penafsiran Maka^raem al-Shi^ra^zi^ dalam kitabnya Nafah{a^t al-Qur’a^n Uslub Jadid fi al-Tafsir al-Maudhu’i^ l al-Qur’a^n al-Karim. Penafsiran ayat-ayat al-Qur’a^n dan dikorlasikan dengan ayat-ayat lainnyamrupakan penafsiran terbaik menurut sunni dan shi’ah. Dengan demikian pnafsiran ayat-ayat al-Qur’a^n dikemas dalam satu tema tertentu dapat membri solusi permasalahan secara mendalam. Tidak saja permasalahan agama yang berkaitan dengan ibadah dan akhlak, akan tetapi diluar dari itu sperti masalah social, masharakat, ekonomi, filsafat, kosmos dan ilmu pengetahuan dapat terurai secara terperinci melalui kacamata tafsir tematik. Dan ilmu munas}abah al-a^ya^t. dapat digunakan membedah al-Qur’a^n sesuai dengan keinginan mufa^sir, untuk itu agar tidak terjadi pengenggiringan ayat kepada nafsu mufa^sir penafsiran itu harus merujuk kepada disiplin ilmu tafsir lain seperti sebab turunnya ayat, ilmu bahasa, ilmu nas{ikh mansukhayat.
DAFTAR PUSTAKA
Jika diperhatikan dalam penulisan tesis ini, penulis menggunakan refrensi sebanyak 80 sumber bacaan. Tiga belas internet, dan 73 dari berbagai buka dan jurnal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar