Selasa, 01 September 2009

Apipudin,S.Th.I Ceramah Nuzul Al-Quran

al-Quran bukan kitab sejarah tetapi kitab suci yang isinya memuat sejarah. al-Quran diturunkannya dua kali:
1. Secara sekaligus dari Lauh al-Mahfud kebaital Izah (langit kedua)
2. Turun secra bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, dari baitul izah kepada Nabi Muhammad SAW.
Di dalam al-Quran sendiri ada kata inzal dan ada kata tanzila; keduanya mengandung makna yang berbeda. kata "inzal" berasal dari kata nazala yanzilu inzal, inzal mengandung arti turun secara sekaligus. dalam konteks fiqih inzal disebut keluarnya air mani, itu tentu sesuai dengan namnaya karena keluar air mani tidak bertahap tetapi sekaligus bahkan menurut Quraishihab, "sekali semburan air mani mengandung 200jt bibit manusia.
dalm konteks al-Ulum al-Quran inzal adalah turunnya al-Quran secara sekaligus dari Lauh al-Mahfud ke bait al-Izah (langit kedua)

Tanzila berasal dari akar kata nazzala yunzilu tanzila, ini maknanya turun secara bertahap, dan dalam konteks al-Quran adalah turunnya al-Quran secara bertahap.

jika kita perhatikan al-Quran dilihat dari cara turunnya kebagi dua; langsung dan bertahap. al-Quran yang turunnya secara bertahap jika dilihat dari historisnya terbagi dua; ayat sababi dan ayat ibtidai.
1. ayat sababi adalah ayat yang turunnya ada yang melatar belakanginya (asbab an-nuzul)
2. ayat ibtidai adalah ayat yang turunnya tidak ada sebabnya turun karena harus turun.

al-Quran adalah menggiring manusia agar kembali kefitrahnya.
sebagai orang yang beriman kita sadar bahwa ajaran yang tertuang di dalam al-Quran semuanya tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia. ini dapat kita tangkap dari makna yang tersirat dari surat kedua (al-Baqarah) fada lafad "dzalikal kitab" dalam terjemahan diartikan ini kitab padahal makna sebenarnya adalah "itu kitab" ini menurut Qurais shihab mengandung isyarat bahwa al-Qur'an itu jauh di sana tapai ajarannya membumi (sesuai dengan fitrah manusia).
bagaimana dengan poligami, jelas sesuai dengan fitrah manusia. laki-laki mata keranjang dan perempuan matrelialis, karenanya Quran paham dengan hal itu.
Dadang Hawari mengomentari hal itu; menurutnya cara membuktikan hal tersebut di atas.
perempuan jika kepasar yang pertama dilihat adalah barang yang dijual sementara laki-laki justru yang jualannya, nah quran paham......................hub.............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar