Senin, 14 September 2009

Khutbah Idil Fitri

tatkala mata hari terbenam, tibalah maghrib. seiring dengan suara bedug bersahutan bertalu-talu, gema takbir berkumandang di sana sini..Allahu Akbar..Allahu Akbar. pertanda satu syawal segera tiba.

di bulan ramadhan dosa kita berhubungan dengan Allah langsung diampuni, di hari fitri ini mari kita saling islah (maaf memaafkan) dosa yang berhubungan dengan manusia.

jika dosa yang berhubungan dengan Allah Langsung terampuni dan dosa yang berhubungan dengan manusia saling islah, maka jadilah kita manusia yang kembali kepada fitrah suci seperti bayi yang baru dilahirkan. begitulah Allah mengatur kehidupan manusia. wajar jika di awal satu syawal kita takbir sebagai refleksi dari kekaguman akan aturan yang terlah Allah gariskan lewat al-Quran.

namun memang terkadang manusia ini tidak tahu diri bahkan tidak mau tahu ketetapan Allah sehingga terhadap Tuhannya penuh dengan kedurhakaan. seperti yang telah digambarkan dalam surat al-Adiyat:

demi yang berlari kencang (onta/kuda)* dengan kencangnya sampai-sampai kakinya membentur batu keluar apai* yang merubah suasana di waktu subuh* debu berterbangan kemuka* dan sanggup menerobos barisan (sekumpulan) musih*
setelah ayat di atas menggambarkan binatang yang berlari kencang (onta/kuda) kemudian ayat berikutnya menggambarkan manusia terhadap tuhannya penuh dengan kedurhakaan. tentu ini satu isyarak kepada kita seakan Allah ingin bicara kepada kita wahai manusia onta atau kuda yang begitu kencang larinya tetapi pada majikannya nurut sementara manusia yang kelihatannya lemah lembut tetapi terhadap tuhannya penuh dengan kedurhakaan.

karenanya semoga di hari yang fitri ini, kita sebagai manusia dapat memulai hidup baru penuh dengan ketaatan kepada Allah dan membuat kemaslahatan bagi manusia lain, sebab manusia yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar